Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Jumat, 06 Juni 2014
KARAKTER
1. SHANA
Sejak lahir, Shana dibesarkan dalam hôgu raksasa berbentuk kastil yang mengapung di udara dan terpisah dengan dunia luar, Tendokyu. Ia tidak memiliki nama. Nama Shana yang disandangnya saat ini adalah pemberian Yuji, diambil dari nama pedang Nietono no Shana miliknya. Tidak terbiasa dengan dunia manusia, sifat Shana selalu tampak ketus dan tidak pedulian. Memanggil orang lebih tua pun hanya dengan nama, atau kadang-kadang 'kamu' saja.
2. SAKAII YUJI
Awalnya sulit dan berat bagi Yuuji untuk menerima kenyataan bahwa dunianya telah jungkir balik akibat ulah Tomogara. Walau pernah mengalahkan Wirhelmina, ia takut pada wanita itu dan selalu bersikap amat sopan di hadapannya. Hôgu di tubuhnya adalah Reiji no Maigo yang menyimpan jiwa seorang Mistes bernama Johan. Permasalahan terbesar yang ditimbulkan oleh hôgu ini adalah kekasih Johan, Filleth yang hingga saat ini masih terus mencari keberadaan Reiji no Maigo.
3. MARGERY DAW
Salah seorang Flame Haze yang bergerak hanya dengan landasan kebencian. Wanita seksi yang punya hobi minum sampai mabuk ini selalu membantai tiap tomogara yang ia temui tanpa ampun karena masa lalunya yang pahit. Di kalangan Flame Haze sekalipun ia dikenal sebagai orang berbahaya yang gila pertempuran. Ia tidak menyukai Shana [begitu juga sebaliknya], tapi bukan berarti membencinya. Sepertinya ia cukup dekat dengan Wirhelmina. Tujuan utamanya adalah memburu dan membunuh tomogara misterius yang memiliki warna api perak. Dua orang teman sekelas Yuji, Tanaka Eita dan Sato Keisaku secara kebetulan mengenalnya kemudian menjadi semacam anak buah baginya. Keduanya menghormati Margery walau lebih memilih untuk menarik diri tiap kali wanita itu mabuk.
4. KHAMSIN NBH'W
Salah seorang Flame Haze tertua yang mengikat ‘kontrak’ dengan Behemoth saat beranjak remaja. Ada yang mengatakan kalau dia sebenarnya adalah Pharaoh karena nama dan penampilan fisiknya yang seperti orang timur tengah, dan ia memang dulunya seorang pangeran, walau tidak pernah disinggung dengan jelas mengenai itu. Ia menerima tawaran Behemoth dan menjadi Flame Haze demi menyelamatkan negerinya dari serangan monster. Ironisnya ketika ia pulang setelah membantai monster yang bersangkutan, tak ada lagi yang mengenal dirinya. Tidak seperti Flame Haze pada umumnya, tubuh Khamsin penuh bekas luka, bukti pertarungannya selama ini. Ia sengaja tidak menghapusnya karena paling tidak ingin menjadikannya sebagai bukti eksistensinya. Selalu berbicara menggunakan keigo [bahasa sopan] terhadap siapapun, dan tidak pernah protes sekalipun dipanggil ‘Kakek’.